Memuat...

Seorang pengemis menerima ancaman pembunuhan setelah ia terlihat memasuki sebuah mobil sport yang diperkirakan bernilai £ 50.000 (setara Rp 943 Juta).

Sebelumnya, si pengemis sempat menghabiskan hari dengan berkeliling kota.

Dikutip dari Daily Mail (2/3/2016), Matthew Brinton, yang selama beberapa tahun kerap mengemis di Bank Street, Newquay, Cornwall, Britania Raya, bersama seekor anjingnya yang bernama Hazel, terekam kamera menaiki sebuah mobil berjenis Audi TT di sebuah lahan parkir setempat.

Brinton, yang berusia 35 tahun, mengatakan kalau mobil sport tersebut diwariskan kepadanya dari sang nenek.

Pria yang tinggal dengan salah seorang temannya ini mengatakan kalau mobil tersebut telah dicuri dan ia khawatir nyawanya terancam setelah mendapatkan ancaman pembunuhan.

Lebih dari ratusan netizen memberikan komentarnya terkait video tersebut.

Banyak netizen yang merasa tertipu setelah pernah memberikan pria ini makanan dan uang, padahal nyatanya pria ini memiliki sebuah mobil sport dan tempat tinggal di Newquay.

Namun Brinton menuturkan kalau ia merasa putus asa dan kelaparan karena ia sudah tak menerima donasi lagi.

Ia mengatakan : ”Aku belum melihat postingan sosial media tersebut karena aku tak punya akses internet, namun menurut keterangan dari polisi, aku mendapat banyak ancaman pembunuhan.”

”Orang-orang berpersepsi terlalu banyak dan aku mendapat banyak sekali pelecehan. Hal ini sudah terjadi selama beberapa tahun.”

Komentar dukungan dan kalimat tak sedap dilayangkan netizen terhadap video ini.

Tak sedikit yang ingin agar Brinton keluar dari kota tersebut.

Seorang netizen berkomentar : ”Aku benar-benar merasa jijik karena ia mendapat uang dari seorang pria yang ku kenal, untuk membeli makanan, dan setelahnya, langsung pulang ke rumah ! Pria baik hati itu tak menduga kalau kebaikannya telah disalah-manfaatkan.”

Netizen lain berkomentar : ”Aku pernah membawakannya makanan, namun ia menunjukkan sikap tak pantas di depan dua anakku yang masih di bawah umur,”

“Aku berkata pada anakku kalau kebanyakan tunawisma adalah orang yang baik dan tak kasar seperti pria ini.”

Polisi mengatakan kalau mereka meyakini kalau Brinton sudah kehilangan mobil tersebut dan semua uang yang ia punya, dan membuatnya harus kembali ke jalanan.

Brinton juga diyakini sempat mewarisi sejumlah uang dari anggota keluarganya, namun polisi yakin kalau uang tersebut cepat dihabiskan.

Salah seorang petugas polisi dari Newquay, Inspektur Dave Meredith, mengatakan kalau ancaman tersebut langsung ditujukan kepada Brinton, namun ancaman tersebut belum menunjukkan dampak membahayakan terhadap nyawanya.

Ia mengatakan : ”Pria in ]i mendapat beberapa ancaman dari beberapa netizen di sosial media.”

“Kami mengatakan padanya : “Kau harus hati-hati. Karena video itu, banyak yang merasa marah dan kesal karenanya.”

Kepolisian dari Kota Cornish masih melakukan investigasi terkait kejadian ini.Meredith menambahkan :”Kasus ini menyedihkan, sungguh. Aku sudah mengenalnya selama bertahun-tahun tapi sayang, ia tak berusaha membantu dirinya sendiri.

Pasalnya, saat dilakukan penjangkauan oleh Suku Dinas Sosial Jakarta Timur, petugas berhasil menemukan uang sebanyak Rp 5 juta dan perhiasan emas senilai Rp 30 juta.

Keduanya terkena penjangkauan oleh petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Sudin Sosial Jakarta Timur di kawasan Cipinang Besar, Jakarta Timur. Ibu dan anak itu kedapatan sedang mengemis di daerah tersebut sehingga petugas langsung membawanya pada Kamis (9/7/2015) malam.

“Ketika petugas lapangan kami mendapatinya mengemis, kita langsung jangkau dan dibawa ke Panti Sosial Bina Insan (PSBI) Bangun Daya 2 Cipayung, Jakarta Timur. Ibu dan anak itu mengaku kalau uang mereka tersebut berasal dari hasil mengemis,” kata Marjito, Kepala Sudin Sosial Jakarta Timur, Jumat (10/7/2015), seperti dikutip wartakota.

Marjito menjelaskan bahwa kemungkinan mereka memanfaatkan momentum bulan Ramadan dengan mengemis lebih banyak. Terlebih, sang ibu juga membawa anaknya saat mengemis. Sehingga, hal itu lebih menambah iba masyarakat agar memberi uang dalam jumlah banyak.

“Si ibu tentu saja secara tidak langsung telah memanfaatkan anaknya. Kan kasihan anaknya itu, harus panas-panasan, kena debu, dan kotor. Demi mengemis, ia perlakukan anaknya seperti itu,” ujar Marjito.

Marjito menegaskan bahwa praktik mengemis di jalan sudah termasuk pelanggaran terhadap Perda 8 Tahun 2007 tentang ketertiban umum di mana dengan sangat jelas melarang, memberi dan menerima di jalan.

“Masyarakat diharapkan ikut andil dengan tidak memberi uang kepada pengemis. Lebih baik diberikan kepada lembaga resmi yang terpercaya agar bisa tepat sasaran,” ujarnya.

Walang Si Pengemis Tajir Dipanggil ‘Pak Haji’ di Kampung Meski Belum Pernah ke Mekkah
Cita-cita Walang bin Kilon (54), pengemis ‘tajir’ yang terjaring razia Sudin Sosial Jakarta Selatan sejatinya mulia, bisa menunaikan ibadah haji. Nyatanya, Walang sudah dipanggil ‘Pak Haji’ oleh tetangga di kampung halamannya meski belum pernah ke Mekkah.

Lantaran itu pula Walang mengaku malu dua kali. Malu pertama, kata Walang, karena terjaring razia. Sedang malu kedua karena atas gelar ‘haji’ harus melakoni profesi sebagai pengemis.

“(Para tetangga) nggak tahu (jadi pengemis), mereka tahunya saya kerja saja. Ya, malu, masa Pak Haji tapi ngemis. Nggaklah, kapok. Mau jual beli sapi saja di kampung,” kata Walang ditemui Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Jalan Bina Marga No 48, Kelurahan Ceger, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2013) pagi.

Walang mengatakan tidak mau kembali ke Jakarta dan mengemis. Dia akan kembali beternak sapi di Subang.

Lantaran terjaring itulah, dirinya mengaku malu.

Walang mengaku mulai tertarik melihat perilaku pengemis lain yang hanya duduk dapat uang. Ia pun sempat melakukan survei.

“Saya beli gerobak sama orang, saya pelajarin kok ngemis kayaknya gampang. Akhirnya saya ngemis, eh keterusan jadi kayak gini,” kata lelaki asal Subang itu.



DESIGN PROJECT SWAT


CHAIRMAN SWAT




FFFFFFFF


SWAT TRABAS TEAM



SIDIMPUAN ONLINE